Rabu, 16 September 2015

Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Nusantara


Indonesia letaknya sangat strategis.Terletak di antara dua benua dan samudera membuatnya menjadi jalur pelayaran di Asia Tenggara.Hal ini kemudian menarik bangsa Eropa. Pasca renaissance, Eropa berusaha mengembalikan kejayaan yang hampir hilang oleh imperium Islam (reconquitadores) dengan melakukan ‘Perang Salib’. Namun, Perang Salib gagal merebut pelabuhan penting Konstantinopel dan memaksa mereka melakukan penjelajahan samudera. Beberapa di antaranya sampai di Indonesia.
Bangsa Eropa yang berhasil singgah di Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda.


Faktor penyebab kedatangan bangsa Eropa datang ke timur adalah:
1. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang geografi dan navigasi,
2. kisah perjalanan Marcopolo dalam bukunya Imago Mundi (citra dunia) dan Il Milione (sejuta keajaiban),
3. jatuhnya kota Konstantinopel pada tahun 1453 yang menghentikan perdagangan Asia-Eropa,
4. mewujudkan Gold, Glory, dan Gospel,
5. politik merkantilisme.
1. Bangsa Portugis
 Melalui penjelajahan samudra, bangsa Portugis berhasil mencapai India (Calcuta) tahun 1498 dann berhasil mendirikan kantor dagangnya di Goa (1509). Tahun 1551, Portugis berhasil menguasai malaka, selanjutnya Portugis mengadakan hubungan dagang dengan Maluku yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia.
 
Tahun 1512, Alfonso de Albuquerque mengurumkan beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik dan saling berebut menanamkan pangaruh kepada Portugis agar dapat membeli rempah-rempah dan membantu masyarakat Maluku menghadapi musuh-musuhnya.
 Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate,Sultan ternate terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.
 Perjanjian monopoli pendagangan rempah-rempah menimbulkan kesengsaraan. Rakyat tidak dapat menjual rempah-rmpah secara bebas, rakyat ternate harus menjualnya kepada Portugis. Hal itu merugikan rayat.Oleh karena itu tejadi permusuhan antara rakyat ternate dan Portugis. Selain mengadakan monopoli pendagangan rempah-rempah di maluku, portugis juga aktif menyebarkan agama katolik dengan tokohnya Franciscus Xaverius.

 

 2. Bangsa Spanyol
 Tahun 1521 bangsa spanyol berhasil  tiba di Tidore (Maluku) kemundian siggah di Bacan dan Jailolo. Mereka tergabung dalam ekspedisi megelhaens-del cano. Kedatangan bansa spanyol di sambut baik oleh masyarakat setepat karena pada saat itu rakyat Maluku sedang bersengketa dengan Portugis.
 Kedadatangan spanyol di Maluku merupakan keberhasilan bangsa spanyol dalam mencapai daerah yang di idam-idamkan, yaitu daerah penghasil rempah-rempah.Bagi portugis,kehadiran spanyol merupakan pelanggaran atas hak monopolinya. Akibatnya timbul persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sultan ternate bersekutu dengan portugis, sendangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol) tahun 1529
 Perundigan itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa yang berisi :
1. Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.

 Setelah membuat persetujuan tersebut, Spanyol akhirnya meninggalkan Maluku, bangsa portugis berusaha keras menguasai monopoli pedangangan rempah-rempah di Maluku.

 

 3. Bangsa Belanda
 
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah hasil kekayaan alam indonesia di Lisabon (ibukota Portugis) Pada masa itu, Belanda masih dalam penjajahan Spanyol. Tahun 1585 Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis di kuasai oleh bangsa Spanyol. Bulan April 1595 Belanda memulai pelayaranya menuju nusantara dengan empat buah kapal dibawah pimpinan Cornelis de houtman dan De Keyzer, Pelayaran bangsa Belanda ke Indonesia melaui jalur palayaran Portugis, Pelayaran de houtman memasuki wilayah Nusantara melalui selat sunda.


Faktor-faktor yang mendorong bangsa-bangsa Barat pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut:
1.Dikuasainya rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-orang Islam.

2.Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan ditemukan peta dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran.

3.Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

4.Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama Nasrani ke daerah-daerah yang dikunjungi.

5.Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan penjelajahan samudra.


Kedatangan bangsa barat di nusantara


Bangsa barat datang ke Indonesia pada awalnya bertujuan untuk menguasai Indonesia. Karena Indonesia kaya akan hasil buminya. Termasuk rempah-rempah, bangsa barat datang ke Indonesia. Di samping itu, mereka ke Indonesia membawa misi menyebarkan agama, mereka melakukan penjelajahan samudra, karena memiliki keinginan mencari kekayaan dan kejayaan.

 Bangsa Eropa melakukan penjajahan ke Indonesia bukan sekedar berdagang mereka ingin mencari kekayaan dan kejayaan. Hal ini terbukti selama 350 tahun Indonesia di bawah naungan kekuasaan penjajah. Berbagai organisasi rakyat muncul. Tujuannya untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan berbagai cara.
  
 Kekuasaan bangsa portugis ke Indonesia tahun 1511 armada penjajahan portugis dibawah pimpinan Alfonso De Alberqueque tiba di malaka berperang melawan Sultan malaka yaitu Sultan Mahmud Syah ( 1488-1528). Bangsa portugis melanjutkan perjalanan dari pulau Hituoke Ternate maluku, dengan tujuan menguasai daerah penghasil   rempah-rempah portugis dapat diusir dari wilayah maluku pada tahun 1575.

Pekembangan Kolonialisme dan Imperalisme Barat

   Faktor-faktor pndorong bangsa Eropa ke Indonesia. Akibat terjadinya perubahan politik di Eropa yang disebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat, Perang salib, dan jatuhnya Kekaisaran Byzantium, maka berpengaruh terhadap perubahan ekonomi dan sosial di Eropa. Hal ini mendorong bangsa Eropa menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk ke kepulauan Indonesia.

    Kedatangan Bangsa Portugis dan Spanyol, Sebelum bansa Eropa datang, di Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan tersebut menjadi pusat perdagangan kerajaan itu antara lain, Aceh, Banten, Demak, Cirebon, Banjar, Ternate, Makasar, dan Tidore. Bangsa barat yang datang pertama kali di Indonesia yaitu bangsaPortugis. Pada tahun 1521 bangsa Spanyol datang ke Maluku dari Filipina melalui Kalimantan, kemudian menuju Tidore. Wilayah ternate bersekutu dengan Portugis sedangkan wilayah Tidore bersekutu dengan Spanyol. Karena itu terjadi persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan diatasi dengan perjanjian Tordesilas pada tahun 1534. Dalam perjanjian itu disebutkan, bahwa Maluku sebagai daerah jajahan Portugis. Akhirnya Spanyol meninggalkan Maluku dan kembali ke Filipina.

   Pngaruh Impetialisme dan Kolonialisme terhadap bangsa Indonesia
1.     Bidang Politik
2.     Bidang Ekonomi
3.     Bidang Soaial
4.     Bidang Budaya

   Kekuasaan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC)

Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Mereka mendarat di Banten. Kedatangan mereka pada awal memang dicurigai, tetapi setelah menerangkan maksud kedatangannya hanyalah untuk berdagang, maka penguasa dan rakyat Banten menyambut dengan baik, Hal ini atas pertimbangan bahwa dengan kedatangan mereka selain dapat menambah pendapatan kerajaan melalui perdagangan, dapat juga dijadikan sekutu melawan Portugis, Akan tetapi suasana persahabatan itu tidak berlangsung lama karena timbul persaingan diantara pedagang-pedagang Eropa.

Orang-orang belanda bersikap kasar sehingga menimbulkan keonaran. Akibatnya, penguasa Banten menangkap orang-orang Belanda termasuk Cornelis de Houtman. Orang-orang Belanda membalas dengan menembaki Banten dari kapal-kapal mereka. Hal ini menimbulkan suasana permusuhan. Untuk mengatasi hal ini kemudian diadakan perjanjian, yang menerangkan bahwa penguasa Banten akan melepas orang-orang Belanda asal mereka mau memberikan tebusan dan setelah itu harus meninggalkan Banten.

Akhirnya, dengan tebusan uang mereka dibebaskan. Belanda meneruskan perjalanan ke timur menyusuri Pantai Utara Jawa. Mereka tidak singgah di pelabuhan itu karena pelabuhan itu tidak mau menerima kedatangannya, Mereka segera kembali ke negrinya. Keuntungan yang diperoleh Belanda adalah mengetahui secara langsung jalur pelayaran dan daerah penghasil rempah-rempah.

    Tahun 1598, Belanda datang di Indonesia yang kedua kalinya menuju Banten di dibawah pimpinan Jacob van Neck, Meskipun sebelumnya Belanda sudah menimbulkan keonaran, tetapi ternyata kedatangan yangke dua kali di Banten disambut baik. Kedatangan Jacob van Neck segera diikuti oleh pedagang Belanda lainnya.

    Tujuan VOC ke Indonesia

    Belanda membentuk suatu kongsi dagang bersama yang disebut Vereeningde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1602 terbentuknya maskapai Hindia Timur (VOC) yang dimarkaskan di Amsterdam, Pembentukan VOC atas usul Johan van Oldenborneve. 

Dibentuknya VOC selain untuk menghindari persaingan di antara pedagangan Belanda sendiri, juga bertujuan menyaingi kongsi dagang Inggris yang sudah terlebih dahulu ada di India, yaitu EIC (East India Company). Tujuan VOC di Indonesia, antara lain menguasai pelabuhan-pelabuhan penting, menguasai kerajaan di Indonesia, dan melaksanakan monopoli perdagangan  rempah-rempah. Setelah berhasil menguasai pelabuhan-pelabuhan penting, dengan politik Devide et Impera (Memecah dan Menguasai )
    Untuk mendukung keberadaan VOC, parlemen Belanda memberi Hak Oktoori, yang isinya :                                                                                 
1)    Hak Monopoli perdagangan di wilayah antara Amerika Selatan dan Afrika.
2)    Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan.
3)    Hak untuk mengadakan perang dan menjajah.
4)    Hak sebagai wakil pemerintah Belanda di Indonesia.
5)    Hak untuk mengikat perjanjian dengan raja-raja di Indonesia.
6)    Hak untuk mengangkat pegawa.
7)    Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
8)    Hak untuk memungut pajak.
Dalam Monopoli Perdagangan rempah-rempah di Indonesia VOC memberlakukan Hal-hal berikut :
·        Hak Eksteerposi (Hak untuk mengurangi hasil rempah-rempah dengan cara menebang/memusnahkannya bila perlu
·        Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan, pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan di Indonesia

            Berakhirnya VOC
 Setelah berjalan sekitar 200 tahun, VOC mengalami kemunduran dan tidak dapat melaksanakan tugasnya karena mengalami kebrangkrutan. Pada tanggal 31 Desember 1799 secara resmi VOC dibubarkan.

           Pelaksanaan Tanam Paksa

          Van Den Bosch, seorang tokoh Belanda yang mengusulkan dilaksanakannya Cultuur Stelsel  “Tanam Paksa“. Latar belakang dilaksanakannya tanam paksa yaitu karena terjadi kesulitan keuangan yang dialami pemerintah Belanda pada awal abad 19  kas negeri Belanda kosong. Di samping itu Belanda sedang menghadapi Belgia yang berusaha melepaskan diri. Di Indonesia terjadi perlawanan Diponegoro. Dalam upaya mengatasi keadaan tersebut, Van Den Bosch mengusulkan agar pemerintah belanda meningkatkan produksi tanam perdagangan. 

Usul tersebut disetujui oleh pemerintah Belanda dan Van Den Bosch diangkat menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda sekaligus pelaksanaan tanam paksa. Cultuurprocenten adalah semacam persen atau hadiah bagi para pelaksana tanam paksa dapat menyerahkan hasil persen melebihi ketentuan yang telah ditetapkan dengan tepat waktu. Kesempatan ini digunakan oleh para pelaksana tanam paksa untuk memaksa rakyat bekerja ekstra keras, agar hasil panen meningkat demi kepentingan pribadinya.

     Akibat pelaksanaan Tanam Paksa
     Hal ini membawa akibat yang sangat berat bagi rakyat Indonesia, Misalnya, akibat tanah terbengkala, panen gagal, kemiskinan, kemelaratan, wabah penyakit, kematian. Daerah-daerah yang paling banyak mengalami penderitaan ini adalah Demak, Purwodadi, dan Priangan. Sedangkan bagi Belanda membawakan keuntungan yang melimpah. Berjuta-juta gulden uang mengalir ke negeri Belanda sehingga dapat digunakan untuk : Mengisi kekosongan kas negara, melunasi hutang, membuat jalan kereta api dan pelabuhan, dan membangun pusat perindustrian.

      Reaksi terhadap Tanam Paksa

Tanam paksa mendapat reaksi yang cukup keras dari masyarakat. Reaksi ini datang dari Douwes Dekker dan Frans van der Putte ,yang berisi :

1)    Max Hevelaar karya Douwes Dekker (Multatuli). Dalam buku yang berarti “Lelang Kopi”, dijelaskan bagaimana penderitaan penduduk Pulau Jawa, khususnya Banten dan Priangan. Mereka diperas oleh pegawai Belanda dengan cara harus menanam kopi yang hasilnya harus diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda atas tekanan para pegawainya.
2)    Suiker Contracten (Kontrak Gula) Karya Frans van der putte. Pada tahun 1850, timbulah perdebatan mengenai pelaksanaan tanam paksa. Ada yang Pro dan ad yang Kontra.Mereka yang menyetujui terutama para pegawai pemerintah dan para pengelola NHM (Nederlandsche Handel Maatschappij), Suatu perusahaan pengangkutan. Golongan yang menentang yaitu golongan liberal dan agama.

   Penghapusan Tanam paksa
   Karena banyak reaksi yang muncul, Pemerintah Belanda mulai berusaha untuk menghapuskan tanam paksa secara bertahap, Misalnya menghapuskan tanam paksa lada pada tahun 1860 dan tanam paksa nilai serta teh pada tahun 1865. Keseluruhan tanam paksa dihapuskan pada tahun 1870, tanam paksa dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1830-1870 (40 tahun).

  Politik Kolonial Liberal

  Di Indonesia tidak terlepas dari perubahan politik di Belanda. Pada tahun 1850, golongan liberal di negeri Belanda mulai memperoleh kemenagan dalam pemerintah. Kemenangan itu di peroleh secara mutlak pada tahun 1870, sehingga tanam paksa dapat dihapuskan. Pada tahun 1870 di Indonesia dilaksanakan politik kolonial liberal atau sering disebut “Politik pintu terbuka” (Open door policy). Sejak itu pemerintah Hindia Belanda membuka Indonesia dari para pengusaha swasta asing untuk menanamkan modalnya, khusus di bidang perkebunan. 

Pelaksanaan ditandai dengan keluarga Undang-undang De Waal, yaitu Undang-undang Agraria dan Undang-undang Gula. Undang-undang Agraria (Agrarische wet) menjelaskan, Bahwa semua tanah di Indonesia adalah milik pemerintah kerajaan Belanda. Oleh karena itu pihak swasta boleh menyewakan dengan jangka waktu antara 50-75 tahun di luar tanah yang digunakan oleh penduduk untuk bercocok tanam. Dalam Undang-undang Gula (Suiker Wet) ditetapkan bahwa tebu tidak boleh diangkut ke luar Indonesia tetapi harus di proses di dalam negeri.
                                          
   Munculnya peerkebunan swasta di Indonesia

   Terbukanya Indonesia bagi swasta asing berakibat munculnya pekebunan-perkebunan swasta asing di Indonesia seperti perkebunan teh dan kina di Jawa Barat, perkebunan tembakau di Deli, perkebunan tebu di Penanaman modal di bidang pertambangan seperti tambang timah di Bangka dan tambang batu bara di Umbilin. Pengaru gerakan liberal terhadap Indonesia secara umum :
1)    Tanam paksa dihapus.
2)    Modal swasta asing mulai ditanamkan di Indonesia.
3)    Usaha kerajinanrakyat terdesak oleh barang impor.
4)    Pemerintah Hindia Belanda membangun prasarana-prasarana.
5)    Hindia Belanda menjadi penghasil barang perkebunan yang penting.
6)    Rakyat perdesaan mulai mengenal arti pentingnya uang.

  Para pekerja perkebunan diikat dengan sistem kontrak, mereka harus mau menerima semua yang telah ditetapkan oleh perusahaan pihak pengusaha memang mempunyai peraturan yang disebut Poenale Sanctie yaitu peraturan yang menetapkan pemberian sanksi hukuman bagi para buruh yang melarikan diri dan tertangkap kembali.

   Kaum liberal memandang Hindia Belanda sebagai ladang pihak swasta sehingga dapat menimbulkan akibat-akibat :
1)    Timbulnya Urbanisasi. hal ini terjadi karena rakyat yang tidak mempunyai tanah, pergi ke kota untuk mencari kehidupan dengan bekerja pada pabrik-pabrik yang telah didirikan oleh swasta maupun pemerintah.
2)    Penduduk kota semakin bertambah pesat
3)    Timbulnya kaum buruh.
4)    Tanah perkebunan semakin luas.

Dikutip dari :

  • http://prohighschool.blogspot.co.id/2014/10/proses-masuk-dan-perkembangan.html#.VflODHtyRPQ
  • http://sejarah11-jt.blogspot.co.id/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-indonesia.html
  • http://ladang-dunia.blogspot.co.id/2014/12/proses-masuk-dan-perkembangan.html
  • http://ilmukunuris.blogspot.co.id/2014/08/sejarah-penjajahan-bangsa-barat-di.html?showComment=1444221806823#c2349256326153311143

1 komentar: